Sabtu, 01 Agustus 2009

PINJAMAN REKENING KORAN

Bila sebuah Bank atau lembaga keuangan atau teman sendiri menawarkan pinjaman kepada anda. Apa yang harus anda perhatikan dalam mengambil keputusan mengenai tawaran tersebut ?
Banyak pengusaha melihat faktor Bunga dan tempo pembayaran. Artinya semakin rendah bunga dan panjang tempo kreditnya maka tawaran pinjaman tersebut manarik untuk digunakan.
Tidak salah pendapat di atas. Namun hanya mengandalkan dua faktor tersebut tidaklah tepat. Satu faktor yang harus diperhatikan adalah cara mengangsur. Cara mengangsur ini yang sebenarnya sangat berpengaruh langsung terhadap kondisi keuangan anda.
Cara mengangsur Konvensional.
Cara mengangsur konvensioanl adalah angsuran yang dibayarkan setiap bulannya, yang terdiri dari dua pos yaitu cicilan pokok utang dan bunga. Pinjaman ini biasanya dikenakan oleh bank untuk pinjaman modal kerja dan pinjaman konsumtif.
Mari kita lihat efek angsuran konvensional ini pada laba rugi dan cash flow anda. Misalkan : Pak A meminjam di bank dengan bunga 12 % per tahun dengan suku bunga tetap. Dalam satu bulan Pak A harus membayar cicilan sebesar 2.000.000 untuk cicilan pokok dan bunga sebesar 500.000. Jadi selama satu bulan ada outcashflow yang keluar dari kantung pak A sebesar 2.500.000 rupiah.
Apa efeknya terhadap laba rugi ? Efeknya hanya tampak biaya bunga di sana. misal :
Pendapatan penjualan 30.000.000
Harga Pokok Produksi 25.000.000
Laba kotor 5.000.000
Biaya tetap 2.000.000
Biaya variabel 1.000.000
Biaya bunga 500.000
Laba bersih 1.500.000
Nah bagaimana dengan posisi cashflow operasional usaha Pak A ?
Kas masuk
Penjualan 30.000.000
Kas Keluar
Beli material 25.000.000
Bayar pokok utang 2.000.000
Biaya tetap 2.000.000
Biaya variabel 1.000.000
Biaya bunga 500.000
Sisa cashflow - 500.000
dari simulasi sederhana di atas artinya usaha Pak A mengalami defsisit cash flow sebesar 500.000 dalam bulan itu.
Cara angsur Rekening Koran ( R/K )
Rekening koran merupakan fasilitas pinjaman yang diberikan oleh Bank kepada debitur. Kelebihan dari fasilitas pinjaman ini adalah bunga yang dikenakan hanya untuk berapa besar yang digunakan dari plafond kredit yang diberikan. Misalnya, anda diberikan plafond sebesar 100 juta, namun hanya digunakan sebesar 50 juta , maka bunga yang dikenakan hanya pada pinjaman sebesar 50 juta, bukan 100 juta.
Normalnya, anda pun perlu membayar cicilan pokok dan bunga dalam mengangsur. Namun bila kondisi keuangan belum memungkinkan, anda boleh membayar bunga nya saja.
Mari kita lihat simulasi sederhana untuk kasus Pak A di atas.
Apa efeknya terhdap Laba rugi ?
Tidak ada efek yang berbeda dengan penggunaan cara angsur konvensional. Hasilnya sama.
Bagaimana dengan cashflow atau aliran kas operasional ?
Nah kalau yang ini jelas memiliki efek atau dampak yang berbeda dari cara konvensional. Mari kita lihat
Kas masuk
Penjualan 30.000.000
Kas Keluar
Beli material 25.000.000
Biaya tetap 2.000.000
Biaya variabel 1.000.000
Biaya bunga 500.000
Sisa cashflow 1.500.000
Jika menggunakan cara konvensional, terdapat negatif cashflow sebesar 500 ribu, maka dengan mengunakan fasilitas pinjaman R/K, cashflow menjadi positif. Kok bisa ? Bisa, Karena anda tidak wajib membayar pokok pinjaman. Anda hanya membayar bunganya saja, bila kondisi keuangan anda tidak memungkinkan.
Sekali lagi , jika ada penawaran pinjaman dari kreditur, saran saya perhatikan juga cara mengangsur. Pilihlah cara angsur seperti rekening koran. Cara ini cocok digunakan bagi anda yang baru saja memulai usaha.
Bagaimana tips memperoleh fasilitas ini ? Kita lanjutkan lain waktu ya.

PINJAMAN REKENING KORAN

MENGUBAH POLA PIKIR=SURPLUS

Banyak sahabat yang mengeluh betapa kian sulitnya mengatur keuangan akhir-akhir ini. Biaya hidup yang terus membumbung, sementara penghasilan cenderung tetap memaksa setiap orang untuk mencari tambahan penghasilan. Kalaupun mampu mencari penghasilan tambahan, hasilnya hanya pas menutupi pengeluaran. Tak ada uang tersisa untuk menabung apalagi berinvestasi.
Padahal menabung dan berinvestasi merupakan cara kita untuk menghadapi masa depan. Istilahnya sedia payung sebelum hujan. Kalau tidak siap payung kita bisa kehujanan lantas kemudian sakit.
Pertanyaan yang sering menghinggapi benak banyak orang adalah mengapa penghasilan kita selalu kurang. Padahal kita bekerja sudah mati-matian , selalu saja kekurangan.
Pengalaman saya mengatakan , seberapapun besar penghasilan yang kita peroleh sejatinya itu sudah cukup. Bahkan berlebih. Hanya masalahnya adalah bagaimana kita mengaturnya. Saya senang menggunakan contoh orang yang menggunakan senjata. Pisau yang sederhana bila dipegang oleh orang yang trampil mampu juga menjadi alat yang ampuh. Jadi tidak harus menggunakan M-16 atau bahkan bazzoka.
Salah satu cara yang dulu saya gunakan untuk keluar dari krisis keuangan adalah hidup dari 80% gaji saya. Nah, anda mungkin bertanya kok bisa ? Bisa, hanya mengubah cara pandang kita mengenai uang yang kita peroleh dan uang yang kita keluarkan.
Kita sering terjebak dengan pikiran :
akh..ini uang aku yg cari, jadi menghabiskannya untuk sedikit bersenang-senang adalah hal yang wajar.
Gaji saya masih cukup untuk ngangsur beberapa barang keinginan saya.
Saya masih cukup muda untuk mencari pekerjaan dengan gaji tinggi.
dan anda boleh tulis segala alasan untuk menghabiskan pendapatan anda.
Memaksa Diri
Betul , memaksa diri untuk mengatur keuangan memang perlu. Saya memaksa diri saya untuk hidup dari 80% gaji saya. 20% penghasilan , saya anggap hilang dengan berinvestasi ( bukan menabung. waktu itu saya belikan emas).
Bulan pertama memang sulit hidup dengan 80% gaji. Namun saya tidak boleh kalah dengan diri saya sendiri. membeli yang bisa saya tunda, saya tunda. Saya menulis semua rencana pengeluaran saya. Pengeluaran yang bisa saya kurangi saya kurangi.
Kesulitan beradaptasi melalui proses memaksa diri hanya terasa 3 bulan pertama. Setelah itu, saya merasa terbiasa dan bahkan lebih bahagia rasanya. Ketika tanggal tua menyergap, saya masih punya tabungan dan investasi. rasanya tenang di hati. Bekerja dengan tenang membuat saya fokus dan bahkan bisa mencari penghasilan tambahan yang dapat digunakan untuk menambah tabungan dan investasi.
Kini setelah menjadi pengusahan kecil, ilmu itu tetap saya gunakan. Hasilnya ? Puji Tuhan, saya mampu mencetak banyak aset dalam neraca keuangan saya. Darimana iut semua ? Dari proses latihan memaksa diri dan meminta Tuhan menguatkan niat dan tindakan saya.
Kalau memang cara ini bisa anda gunakan, silakan diterapkan. Kalau awal-awal sulit, jangan menyerah. Lakukan dengan tekun. Anda pasti bisa !
Salam sempurna !