Selasa, 28 April 2009

PENGARUH VARIABEL BAURAN PEMASARAN

PENGARUH VARIABEL BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SABUN MANDI CAIR MERK LUX (Studi Pada Mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang)Posted by: admin Kategori Skripsi Manajemen
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia saat ini berjalan dengan pesat, yang menciptakan suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini yang menuntut produsen untuk lebih peka, kritis dan reaktif terhadap perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, dan ekonomi.
Isu globalisasi dan informasi telah membawa masyarakat khususnya mahasiswa lebih kritis dan peka didalam pemilihan produk yang mereka konsumsi. Hal ini juga berpengaruh pada pola hidupnya yang mengalami pergeseran pada kondisi seperti ini, mahasiswa sebagai salah satu konsumen suatu barang akan dapat memilih produk yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan, keuangan dan seleranya.
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian barang dan jasa. Mempelajari dan menganalisa perilaku konsumen dalam keputusan pembelian adalah hal yang penting, sebab dengan pengetahuan dasar yang baik mengenai perilaku konsumen akan dapat memberikan masukan yang berarti bagi perencanaan strategi pemasaran. Sebagai seorang pemasar harus melaksanakan kegiatan pemasaran yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.
Pemasaran sebagai salah satu kegiatan atau proses interaksi tentang pemenuhan keinginan serta kebutuhan konsumen yang berusaha dilakukan pihak produsen dengan sistem yang telah disesuaikan merupakan salah satu hal yang wajib diperhatikan bagi perusahaan-perusahan yang ada saat ini jika ingin tetap bertahan di era persaingan ekonomi yang ketat.
Perilaku konsumen mencerminkan mengapa seseorang memilih dan bagaimana konsumen itu membeli dan memilih produk tersebut, sehingga dari sini dapat diketahui hasil diagnosa tentang siapa dan apa tujuan sebenarnya konsumen terhadap produk tersebut.
Dalam analisa perilaku konsumen perlu dikaji dasar pertimbangan dalam melakukan pembelian. Pembelian dengan dasar ekonomis menunjukkan bahwa keputusan pembelian tersebut didasarkan atas pertimbangan ekonomis yang rasional dan sadar. Hal ini akan mendorong mereka memilih produk yang mempunyai kegunaan yang paling besar dan sebaliknya.
Perilaku konsumen dalam pembelian akan mencerminkan tanggapan terhadap rangsangan pemasaran yang terlihat dari tanggapan akan berbagai bentuk atau wadah produk, harga, promosi, hadiah dan lain-lain. Hal ini sangat membantu manajer pemasaran dalam menetapkan harga, merancang distribusi, melaksanakan diversifikasi dan pengembangan produk serta bagaimana melaksanakan promosi yang tepat.
Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi adalah komponen-komponen yang dapat dikendalikan oleh perusahaan, dimana dapat digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi respon konsumen. Atribut yang melekat pada suatu produk dengan segaja diperlihatkan atau diinformasikan untuk mendapatkan atau mempengaruhi konsumen. Sedangkan bagi konsumen komponen-komponen bauran pemasaran yang diberikan oleh perusahaan dapat menjadi stimulus dalam pengambilan keputusan. Jadi hal ini konsumen melihat bauran pemasaran sebagai daya tarik terhadap sutau produk.
Dengan perkembangan zaman sabun mandi tidak hanya berbentuk batangan, tapi kini telah ada yang berbentuk cair. Sabun mandi cair tidak hanya berfungsi untuk membersihkan saja, tapi menampilkan beberapa nilai manfaat dan kegunaan, seperti melembutkan kulit, juga ada yang telah mengandung deodoran. Oleh karena itu perlu bagi pemasar untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemilihan konsumen terhadap produk sabun mandi cair yang ada, dengan mempelajari perilaku konsumen yang dituju.
Setiap akan melakukan keputusan pembelian, konsumen melakukan evaluasi mengenai sikapnya. Kepercayaan digunakan konsumen untuk mengevaluasi sebuah merk, kemudian dia akan dapat mengambil keputusan membeli atau tidak, untuk seterusnya konsumen akan loyal atau tidak. Hal ini berlaku juga pada sabun mandi cair merk Lux
Seperti yang ada dipasaran saat ini merk sabun mandi cair terdiri dari berbagai merk, ada Lifebuoy, Biore, Lux, Nuvo, Cussons Impereal, dan sebagainya. Semua diserahkan kepada konsumen untuk memilih merk sabun mandi cair sesuai keinginan dan kebutuhan konsumen sendiri, maka dari itu produsen sabun mandi cair berlomba-lomba untuk meningkatkan penjualan dan meningkatkan loyalitas konsumen. Salah satu cara yang dilakukan adalah melakukan pengembangan produk. Begitu juga yang dilakukan oleh sabun mandi cair merk LUX. Mereka seakan tidak mau ketinggalan, sabun mandi cair LUX memiliki berbagi aroma yang dapat menjadi alternatif bagi konsumen. Selain itu sabun mandi cair LUX juga menambah aromanya dengan aroma-aroma terapi yang dapat menjadi salah satu pilihan bagi konsumen. Sesuai dengan penghargaan yang diberikan kepada PT. Unilever, pada produk sabun mandi cair Merk LUX, yang mendapat penghargaan “Indonesian Best Brands Awards 2004″ (IBBA) yang diselenggarakan oleh Majalah SWA dan MARS pada tahun 2006.
The Indonesian Best Brand Award merupakan program reguler pemberian penghargaan terhadap The Most Valuable Brand untuk setiap kategori produk, dengan berpijak pada suatu survei nasional terhadap beragam merk. Survei yang dilaksanakan oleh majalah SWA dan biro riset MARS ini melibatkan tiga kategori responden, yakni: responden perorangan (2.036 responden), responden rumah tangga (2.108 responden) yang tersebar di lima kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan dan Semarang), serta responden perusahaan yang ada di Jakarta (www.swa.com).
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik maka konsumen mengadakan pemilihan produk yang dapat memenuhi kebutuhannya secara maksimal. Untuk mengadakan pemilihan kebutuhan tersebut, tentunya konsumen dalam hal ini mahasiswa strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya tergantung pada harga, promosi, saluran distribusi dan produk, faktor ekstern dan juga di pengaruhi faktor intern dari mahasiswa itu sendiri. Dengan cara mempelajari perilaku konsumen dalam memilih sabun mandi cair.
Tujuan pemasar adalah memenuhi dan melayani kebutuhan dan keinginan konsumen sasaran. Tetapi mengenal konsumen lebih jauh tidaklah mudah. Para pelanggan mungkin saja menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka sedemikian rupa tetapi yang sebaliknya. Mereka mungkin tidak memahami motivasi mereka lebih mendalam.
Philip Kotler et al (2000) menyatakan bahwa para pemasar harus mempelajari, persepsi, preferensi, dan perilaku belanja pengguna sasaran mereka. Studi-studi seperti ini akan memberikan petunjukkan untuk mengembangkan produk-produk baru, ciri-ciri produk, harga, saluran dan unsur-unsur bauran pemasaran.
Oleh karena itu, proses pembelian lebih menjadi perhatian para pemasar dari pada proses konsumsi. Sehingga strategi pemasaran yang diimplementasikan melalui bauran pemasaran menjadi hal yang penting bagi pemasar sebagai sarana untuk mengetahui konsumennya. Penelitian konsumen harus memiliki relevansi manajerial yang jelas sebelum mempertimbangkan apakah penelitian terhadap konsumen tersebut perlu atau tidak dilaksanakan.
Berdasarkan uraian diatas, dimana pasar selalu dinamis dan semakin menuntut pihak pemasar untuk melakukan antisipasi pemasaran produknya, maka menarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Sabun Mandi Cair Merk Lux (Studi Pada Mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang).
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana pengaruh variabel bauran pemasaran baik secara simultan maupun parsial terhadap keputusan pembelian sabun mandi cair pada mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya?
Variabel yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian sabun mandi cair pada mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya?
Cover

Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Daftar Pustaka

Tulisan terkait:
Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Merek HONDA (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya)
PENGARUH BRAND IMAGE PELANGGAN KARTU simPATI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Pengaruh Atribut Produk Shampoo Sunsilk Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa S1 Manajeman Fakultas Ekonomi Unuversitas Brawijaya Malang
.aizattos_related_posts_header {
font-size: 1.5em;
}
.aizattos_related_posts ul {
margin: 0;
}
.aizattos_related_posts li {
list-style-type: none;
margin-left: 2px;
}
.aizattos_related_posts_title {
font-size: 11px;
font-weight: bold;
}
.aizattos_related_posts_title a {
text-decoration: underline;
}
.aizattos_related_posts_excerpt {
font-size: 11px;
}
Skripsi Lengkap (bab 1-5 dan daftar pustaka) untuk judul diatas bisa dimiliki segera dengan mentransfer dana Rp300ribu Rp200ribu. Setelah proses pembayaran selesai skripsi dalam bentuk file/softcopy langsung kita kirim lewat email kamu pada hari itu juga. Layanan informasi ini sekedar untuk referensi semata. Kami tidak mendukung plagiatisme.
Cara pesan: Ketik Judul yang dipilih dan alamat email kamu kirim ke 0817-273-509 atau 0857-2929-3006
Kami akan selalu menjaga kepercayaan Anda!
This entry was posted on Sunday, April 26th, 2009 at 12:00 pm and is filed under Skripsi Manajemen. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

PENGARUH BRAND IMAGE PELANGGAN KARTU simPATI

PENGARUH BRAND IMAGE PELANGGAN KARTU simPATI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANGPosted by: admin Kategori Skripsi Manajemen
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia menjadi daerah pemasaran produk barang dan jasa yang cukup potensial bagi perusahaan - perusahaan. Berbagai perusahaan mencoba memasarkan berbagai jenis produk barang dan jasa yang diciptakannya, mulai dari makanan, minuman, kesehatan maupun produk untuk berkomunikasi.
Dunia industri di Indonesia telah berkembang dengan pesat, hal ini menyebabkan kondisi persaingan dunia bisnis dewasa ini semakin hari bertambah ketat. Setiap perusahaan dituntut berupaya menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan dalam menghadapi semakin banyak munculnya pemain baru (pesaing) yang bergerak dalam industri yang sama. Semakin banyaknya industri yang bermunculan sebagai akibat dari adanya tingkat kebutuhan manusia yang semakin meningkat dan bervariatif, sebagai dampak dari banyak bermunculannya industri yang ada maka bidang pemasaran sangat berpengaruh dan merupakan satu elemen penting untuk menghadapi persaingan.
Salah satu yang banyak bermunculan dari industri seperti disebutkan diatas adalah produsen kartu seluler, yang merupakan salah satu dari produk jasa. Kartu seluler sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak lama sebagai alat komunikasi yang hanya dapat digunakan pada ponsel/handphone. Berbagai merek kartu seluler telah dikenal oleh masyarakat seperti KartuHALO, KartuAs, simPATI, Jempol, Bebas, Mentari, IM3 dan sebagainya. Dengan adanya berbagai merek kartu seluler, maka berdampak pula pada ketatnya persaingan untuk mendapatkan konsumen.
Aktivitas kompetitif yang dilakukan oleh perusahaan biasanya adalah menetapkan harga secara agresif untuk membatasi persaingan dengan menurunkan harga yang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik produk. Kondisi ini jelas menimbulkan perang harga yang sebenarnya cenderung merugikan jangka panjang. Kompetisi dengan peranan sentral adalah harga, ternyata tidak menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang, maka semakin pentingnya perusahaan untuk mengembangkan keunggulan kompetitif berkelanjutan berlandaskan pada kompetisi non harga. Salah satu jalan untuk meraih keunggulan kompetisi berkelanjutan adalah dengan membentuk image merek yang baik di mata konsumen. Image merek yang baik secara emosional akan membentuk kepuasan dalam diri individu yang menghasilkan kesan kualitas (persepsi nilai yang dirasakan pelanggan atas mutu produk) terhadap suatu merek.
Perusahaan yang ingin bertahan lama dipasar, sebaiknya mengalokasikan biaya untuk pembentukan citra merek (brand image). Hal ini karena dengan memiliki merek yang kuat dan dikenal luas oleh konsumen merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan. Seperti halnya merek simPATI yang dikenal luas oleh konsumen. Dari hasil pengamatan, simPATI terkenal sebagai merek kartu seluler yang diakui memiliki kualitas dengan patokan harga yang relative lebih mahal dibandingkan dengan kartu seluler merek lain. Dari sini dapat dilihat bahwa simPATI dalam menghadapi kompetisi dengan kompetitornya tidak dengan menawarkan harga yang lebih murah, nemun lebih menjual kualitas dengan mengedepankan kekuatan merek yang dimilikinya, sehingga memberikan keyakinan kepada konsumen.
Menurut Freddy Rangkuti dalam bukunya “The Power of Brand” mengatakan bahwa merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek terbaik akan memberikan jaminan kualitas. Namun pemberian nama atau merek pada suatu produk hendaknya tidak hanya merupakan suatu simbol, melainkan atribut, manfaat, nilai, budaya, kepribadian, dan pemakai.
Merek (brand) telah menjadi elemen krusial yang berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah organisasi pemasaran, baik perusahaan bisnis maupun nirlaba, pemanufaktur maupun penyedia jasa, dan organisasi lokal maupun global. Peryataan ini diungkapkan oleh Fandy Tjiptono dalam bukunya yang berjudul “Brand Management & Strategy“.
Para pemasar sadar bahwa loyalitas konsumen terhadap merek merupakan suatu ukuran keterkaitan seorang konsumen pada sebuah merek dan juga mencerminkan suatu pengaruh dari fungsi psikologis terhadap pengambilan keputusan dan evaluasi pembelian seorang konsumen. Pemasar harus selalu mendesain program pembangunan citra merek dalam aktivitas pemasaran dan melakukan kegiatan yang mendukung pemasaran guna memperkuat merek. Kekuatan merek bermain dalam dua hal, yaitu persepsi konsumen tehadap merek dan loyalitas konsumen pada penggunaan merek.
Telkomsel adalah operator seluler pertama di Indonesia yang memasarkan kartu simPATI, sebagai salah satu produk unggulannya (market analisis Telkomsel 2006). Kartu simPATI selama ini dikenal sebagai salah satu produk shopping goods yang telah terkenal dan dipercaya masyarakat dari berbagai kalangan.
Di dalam market analisis Telkomsel tahun 2006 menyatakan bahwa masyarakat memilih kartu simPATI karena simPATI merupakan kartu seluler pertama di Indonesia dan memiliki keunggulan jaringan terluas dan sinyal yang kuat di Indonesia. simPATI juga sering melakukan promo untuk keunggulan produk-produknya. Sebagai market leader pada layanan kartu seluler, simPATI telah membuktikan popularitasnya dengan menjaring konsumen terbesar di Indonesia sampai sekarang.
Seiring dengan perkembangan persaingan antar produsen, kartu simPATI diproduksi dengan berbagai macam keunggulan yang bertujuan untuk menaikkan volume penjualan, meraih kembali pasar yang telah menurun dan untuk mempertahankan pasar yang telah diperolehnya. Oleh karena itulah brand image sangatlah penting untuk meraih pangsa pasar yang diharapkan oleh perusahaan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui brand image yang dicari pada pelanggan kartu prabayar simPATI khususnya para mahasiswa. Hal ini dikarenakan banyaknya kartu seluler yang beredar di lingkungan mahasiswa, permasalahan yang akan dihadapi oleh mahasiswa adalah bagaimana memilih kartu seluler yang sesuai dengan harapan, mengingat mahasiswa termasuk sebagai konsumen yang kritis dan sedang mengalami proses pendewasaan mental dan intelektual. Disamping itu mahasiswa termasuk dalam segmen smart customer yang membutuhkan banyak pertimbangan sebelum melakukan keputusan pembelian pada suatu produk. Obyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Strata 1 yang masih aktif di Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang karena merupakan salah satu Fakultas dari Universitas Negeri di Kota Malang yang memiliki jumlah mahasiswa jurusan sosial terbesar dengan komposisi mahasiswa yang lebih berragam ( kelas sosial, pemikiran, kultur, dan sebagainya), dibandingkan Fakultas lain. Oleh karena itu mahasiswa dari Fakultas ini dinilai oleh peneliti sudah cukup mewakili jumlah pelanggan kartu simPATI di kota Malang.
Dari uraian diatas, bahwa citra merek mempunyai pengaruh terhadap perilaku konsumen pada suatu produk, maka peneliti memilih judul ” Pengaruh Brand Image pelanggan kartu simPATI tehadap Keputusan Pembelian Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang “.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Apakah terdapat pengaruh secara simultan dari komponen brand image yang terdiri dari variabel citra pembuat (X1), citra pemakai (X2), dan citra produk (X3) pelanggan kartu simPATi terhadap keputusan pembelian mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang?
Apakah terdapat pengaruh secara parsial dari komponen brand image yang terdiri dari variabel citra pembuat (X1), citra pemakai (X2), dan citra produk (X3) pelanggan kartu simPATI terhadap keputusan pembelian mahasiswa Fakultas Ekonomi Univeristas Brawijaya Malang?
Di antara ketiga variabel tersebut, variabel manakah yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang dalam memilih kartu seluler merek simPATI?
Cover

Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Daftar Pustaka

Tulisan terkait:
PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN BTN CAMPUS e-BANKING TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) KCP UNIBRAW MALANG
PENGARUH VARIABEL BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SABUN MANDI CAIR MERK LUX (Studi Pada Mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang)
ANALISIS ATRIBUT BRAND ASSOCIATION (ASOSIASI MEREK) TERHADAP PRODUK-PRODUK KARTU TELEPON SELULAR TELKOMSEL (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Tahun 2006)

Sabtu, 18 April 2009

MENGUKUR LOYALITAS KONSUMEN

Seperti artikel sebelumnya mengenai loyalitas, maka pada bagian ini artikel yang sebetulnya menjadi lanjutannya yaitu pengukuran loyalitas. Menurut Aaker terdapat beberapa pendekatan untuk mengukur loyalitas konsumen seperti :behavior measures, switching costs, measuring satisfaction, liking of the brand dan commitment:
1. Behavior measuresMerupakan suatu cara langsung untuk mengukur loyalitas terutama terhadap perilaku yang dilakukan karena kebiasan adalah untuk mempertimbangkan pada pembelian yang benar-benar dilakukan (actual purchase pattern).Terdapat 3 cara dalam pengukuran perilaku yyang dapat digunakan yaitu :a. Repurchase rates yaitu pengukuran terhadap prosentase pembelian konsumen terhadap merek yang sama pada pembelian berikutnya.b. Percent of purchase yaitu pegukuran terhadap pembelian merek yang telah dibeli dibandingkan dengan merek-merek lain dari suatu jumlah pembelian tertentu yang terakhir.c. Number of brands purchased yaitu pengukuran terhadap prosentase konsumen tersebut menggunakan satu merek, dua merek atau lebih.2. Switching costsMerupakan suatu pendekatan dalam mengukur loyalitas dengan mengukur perbedaan pengorbanan atau risiko kegagalan, biaya energi dan fisik yang dikeluarkan konsumen karena ia memilih salah satu alternatif. Apabila switching costs besar maka seorang konsumen akan lebih berhati-hati dalam berpindah ke merek lain karena risiko kegagalan yang dihadapi juga besar, begitu pula sebaliknya, switching costs kecil maka seorang konsumen akan lebih mudah dalam berpindah ke merek lain karena risiko kegagalan yang dihadapi kecil pula. Dengan demikian pendekatan ini digunakan untuk mengukur loyalitas seorang konsumen.3. Measuring satisfactionPendekatan dalam mengukur loyalitas dengan cara mengukur kepuasan yang diperoleh dari suatu merek tertentu. apabila setelah menggunakan suatu merek tertentu dan konsumen tersebut merasa puas atau sudah merasa mendapat manfaat sesuai dengan harapannya, hal ini akan menyebabkan ia berhenti menggunakan merek lain dan memutuskan untuk membeli merek tersebut secara konsisten sepanjang waktu, yang artinya telah tercipta loyalitas konsumen terhadap suatu merek.4. Liking of the brandPendekatan ini diukur melalui tingkat kesukaan konsumen terhadap merek secara umum. Hal ini dapat diukur melalui timbulnya kesukaan terhadap suatu merek baik suka pada badan usaha sebagai produsen, persepsi dan atribut merek yang bersangkutan, maupun pada kepercayaan terhadap merek tersebut. Konsumen dikatakan loyal apabila pembelian tyerhadap merek tersebut bukan karena adanya penawaran khusus, tetapi karena konsumen percaya pada kualitas merek tersebut.5. CommitmentPendekatan ini diukur dari komitmen konsumen terhadap suatu merek tertentu. Loyalitas konsumen dapat timbul bila ada kepercayaan dari konsumen terhadap merek sehingga ada komunikasi dan interaksi diantara konsumennya yaitu dengan membicarakan, merekomendasikan dan bahkan mengajurkan pada orang lain dengan menjelaskan mengapa ia membeli dan menggunakan produk tersebut. Apabila cocok dengan apa yang diharapkan, maka akan timbul loyalitas konsumen terhadap suatu merek.Dengan mengetahui pengukuran loyalitas ini diharapkan tingkat loyalitas konsumen dapat diketahui secara lebih jelas. Selanjutnya adalah upaya-upaya untuk mempertahankannya.

MENANCAPKAN MEREK

Saturday, September 29, 2007

Menancapkan Merek ke Benak Konsumen
"Aqua-nya, Mas." Kurang lebih begitulah kalimat yang meluncur ketika kita ingin membeli air mineral dari tukang asongan atau warung. Padahal boleh jadi yang akan diberikan bukan Aqua tapi merek lain seperti Vit atau Ades. Tapi toh kita tidak protes.Mengapa bisa terjadi demikian?Persoalannya cukup sederhana. Di benak kita selama ini air mineral identik dengan Aqua: Aqua adalah air mineral, air mineral adalah Aqua. Hal yang sama juga kerap terjadi ketika kita berurusan dengan produk lain: pasta gigi identik dengan Pepsodent, sabun bubuk pembersih identik dengan Rinso.Ditinjau dari kacamata periklanan / pemasaran, hal ini menunjukkan keberhasilan strategi periklanan / pemasaran perusahaan menancapkan merek produknya di benak konsumen. (Pada kasus tertentu, hal ini juga ditopang oleh keberadaan produk itu sendiri yang merupakan produk pertama yang dikenal konsumen sehingga terjadi proses asosiasi).Berbagai definisi tentang merek menekankan adanya hubungan antara suatu konsumen dengan merek (consumer-to-brand relationship) di mana merek pada kenyataannya lebih dari sekadar logo, nama atau pengepakan (packaging). Ada aspek emosional yang bermain di sana sebagaimana halnya faktor-faktor fisikal. Pada titik ini terlihat bahwa merek memiliki ekuitasnya sendiri (brand equity).Equitas merek ini berbeda dari konteks yang satu ke konteks lainnya, yang dapat dikategorikan dalam lima kelompok, yaitu:Loyalitas merek (brand loyalty)Kedekatan merek (brand awareness)Kualitas penerimaan (perceived quality)Asosiasi merek dalam addition ke perceived qualityOther properietary brand asset--paten, trademark dan sebagainya.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mereka tidak semata-mata menunjuk ke sebuah produk, tapi dapat juga dilihat sebagai organisasi atau korporasi, pribadi dan simbol.Merek dan InternetDalam hubungan dengan internet dapat dikatakan bahwa internet merupakan media yang tepat untuk mengukuhkan keberadaan merek. Hanya melalui internet hubungan dengan konsumen, kepercayaan dan loyalitas merek dapat dikukuhkan dan terbangun.Dalam internet kita tidak kehadiran secara fisikal. Barang yang dijual tidak bisa kembali ke toko bila mereka kecewa dengan pesanannya.. Internet tidak memungkinkan kita untuk menyentuh, merasakan atau membaui produk yang ditawarkan.Membangun kepercayaan konsumen yang bertransaksi dengan kita, menjamin bahwa kartu kredit mereka tidak disalahgunakan, hanya bisa dilakukan dalam suatu bisnis global dengan cara membangun merek. Suatu merek yang sudah akrab di mata konsumen tidak perlu harus melakukan lintas negara untuk merebut konsumen--menempatkan kantor perwakilan dan membangun pabrik di negara lain.Denis F. Beausejour, Vice Presiden of Advertising Worlwide Protec and Gamble suatu ketika mengatakan bahwa bagi mereka media interaktif seperti internet sangat memungkin mereka untuk melakukan interaksi langsung dengan konsumen. Protec and Gamble, sebagaimana dikatakan Beausejour, merek identik dengan hubungan baik (relationships). Berkaitan erat dengan kepercayaan dan servis dan kepedulian terhadap kebutuhan khalayak. Dan ini bisa dilakukan melalui internet.Hal yang sama juga diutarakan Richard A. Goldstein, Presiden dan CEO Unilever dalam makalahnya pada saat Konferensi Ad-Tech Musim Panas 1998 lalu. "Lebih penting lagi, aktivitas media baru (internet) mendorong kami untuk membuka dialog dengan konsumen, yang akan membuat kami lebih smart mengenai bagaimana membangun merek pada era digital ini."Goldstein menambahkan bahwa keputusan mereka untuk masuk dalam dunia web dan media baru lainnya semata-mata didorong oleh kebutuhan dari konsumen itu sendiri bukan keinginan untuk menjadi bagian dari masyarakat digital (to be digital).Terakhir, patut dicatat bahwa merek harus menunjuk ke sesuatu, memiliki makna tertentu Kesuksesan merek hari ini ditentukan oleh hubungan bangunan pengetahuan dengan produk atau layanan yang diberikan. Jean-Marie Dru mengatakan: "Customer now come to the brand because to what that brand knows, much more than ist name or the spesifik product benefit".
Detail Penulisan
PENGARUH BRAND AWARENESS DAN BRAND TRUST TERHADAP LOYALITAS MEREK
Penulis
NPM
Nama
10203505
Hesti Oktia
Pembimbing
Iman Murtono Soenhadji , Ph. D
Call Number
658.812 Okt p
Nomor Induk
S11171/FE/07
Dimensi
( xi + 44 + L- )
Tahun Sidang
2007
Subyek
MANAJEMEN PEMASARAN
Jenis
Skripsi FE
Abstraksi
Loyalitas merek (brand loyalty) mencerminkan loyalitas pelanggan pada merek tertentu. Dalam perspektif relasional, kepercayaan (trust) dan kesadaran (awareness) merupakan variabel yang memediasi hubungan antara loyalitas merek. Brand awareness dan brand trust yang baik dari suatu perusahaan akan mempengaruhi loyalitas merek. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh brand awareness dan brand trust terhadap loyalitas merek. Metode penelitian yang digunakan adalah uji relibilitas dan validias, uji korelasi analisis regresi. Kedua metode uji korelasi dan analisa regresi tersebut sehubungan dengan keperluan peneliti untuk melihat apakah dapat menghasilkan suatu hipotesis yang dapat diterima. Hasil penelitian dapat dijelaskan dengan model dari loyalitas merek adalah variabel kesadaran merek (brand awareness) dan kepercayaan merek (brand trust) dapat mempengaruhi secara langsung loyalitas merek (brand loyalty) produk unilever atau dapat dikatakan secara tidak langsung bahwa kesadaran merek (brand awareness) mempengaruhi loyalitas merek (brand loyalty) melalui kepercayaan merek (brand trust).
Download Abstraksi
10203505-skripsi_fe.pdf
PENGARUH KEPERCAYAAN KONSUMEN ATAS MEREIK DAN HUBUNGANNYA DENGAN LOYALOTAS (STUDI PADA KONSUMEN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA)

Oleh :Eva Nugraheny

Di tengah situasi persaingan saat ini dengan banyak pemain di pasar, loyalitas sangat berperan penting dalam kelanjutan bisnis sebuah perusahaan. Kepercayaan konsumen guna mewujudkan loyalitas konsumen terhadap suatu merek akan menjadi salah satu variabel yang harus diperhatikan oleh sebuah perusahaan untuk bisa menghadapi para pesaingnya. Penelitian ini akan membahas tentang pengaruh kepercayaan konsumen yang dibangun oleh lima variabel independen yaitu prediksi atas merek, kesukaan atas merek, kompetensi atas merek, reputasi merek, dan kepercayaan atas perusahaan sehingga akan membentuk suatu loyalitas konsumen terhadap merek tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara prediksi atas merek, kesukaan atas merek, kompetensi atas merek, reputasi merek dan kepercayaan atas perusahaan sebagai komponen pembentuk kepercayaan konsumen atas merek terhadap loyalitas merek. Penelitian ini termasuk penelitian kausal dan metode yang digunakan adalah metode survei. Target populasi dalam penelitian ini adalah warga masyarakat Kecamatan Jebres yang mempunyai sepeda motor merek Honda. Penelitian ini mengambil 100 orang responden sebagai sampel. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling dengan metode purposive sampling dan accidental sampling. Data yang terkumpul dianalisis dengan meggunakan metode analisis regresi linier, uji F (bersama-sama), uji t (parsial) dan uji koefisien determinasi (Adjusted R2). Hipotesis dari penelitian ini adalah prediksi atas merek, kesukaan atas merek, kompetensi atas merek, reputasi merek dan kepercayaan atas perusahaan baik secara parsial maupun bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan atas merek, kemudian kepercayaan atas merek tersebut mempunyai pengaruh yang signfikan terhadap loyalitas konsumen atas sepeda motor merek Honda ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel prediksi atas merek, kesukaan atas merek, kompetensi atas merek, reputasi merek, dan kepercayaan atas perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan atas merek, serta variabel kepercayaan atas merek mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas atas merek. Variabel kesukaan atas merek merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap variabel kepercayaan atas merek, karena mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 dan t hitung paling besar dari variabel lainnya yaitu 7,935 pada taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan nilai Adjusted R Square untuk pengujian pengaruh lima variabel independen terhadap variabel intervening yaitu kepercayaan atas merek sebesar 0,645 atau dapat diartikan bahwa 64,5% kepercayaan atas merek dipengaruhi oleh variabel prediksi atas merek, kesukaan atas merek, kompetensi atas merek, reputasi merek, dan kepercayaan atas perusahaan. Dan sisanya 1-0,645=0,355 atau 35,5% menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen atas merek dipengaruhi oleh variabel lain diluar lima variabel independen tersebut. Sedangkan nilai Adjusted R Square untuk pengujian pengaruh variabel kepercayaan atas merek terhadap loyalitas adalah sebesar 0,602 atau dapat diartikan 60,2% loyalitas konsumen dipengaruhi oleh variabel kepercayaan konsumen atas merek yang dibangun dari lima varibel independen, yaitu prediksi atas merek, kesukaan atas merek, kompetensi atas merek, reputasi merek, dan kepercayaan atas perusahaan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, yaitu yang pertama adalah variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya lima variabel saja. Padahal variabel dependennya yaitu loyalitas merek dapat dipengaruhi oleh variabel lain diluar lima variabel independen tersebut. Sedangkan yang kedua adalah masalah lokasi penelitian terbatas hanya pada satu wilayah saja, yaitu kecamatan Jebres Surakarta, sehingga hasil yang didapat tidak bisa digeneralisasikan untuk wilayah yang lain. Dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian tersebut maka saran yang dapat diberikan berkaitan dengan faktor-faktor pembentuk loyalitas konsumen atas sepeda motor merek Honda adalah yang pertama saran untuk perusahaan yaitu hendaknya perusahaan membuat sebuah produk agar lebih menarik untuk dilihat, nyaman untuk dirasakan, enak untuk dipegang, dan mudah dalam pemakaiannya. Para pemasar juga dapat meningkatkan kesukaan atas merek dengan mengasosiasikan merek terhadap situasi dimana konsumen tersebut memiliki kenangan yang indah dengan merek yang dia pakai. Hal lain yang dapat dicapai adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan seseorang yang sangat terkenal di masyarakat (Lau dan Lee, 1999). Hal tersebut guna meningkatkan kesukaan konsumen atas merek ini, mengingat dalam penelitian ini variabel kesukaan atas merek adalah variabel yang paling berpengaruh dalam pembentukan rasa percaya konsumen atas merek yang kemudian akan meningkat menjadi loyalitas konsumen. Yang kedua saran untuk peneliti yang akan datang yaitu dengan menambah variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen atas merek guna meningkatkan nilai Adjusted R Square nya. Selain itu penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk memperbanyak responden, tidak terbatas pada satu wilayah kecamatan saja, karena akan memungkinkan hasil yag berbeda bila dilakukan di tempat lain.

kepercayaan merek

EVALUASI KEPERCAYAAN KONSUMEN TERHADAP MEREK SEMEN GRESIK (STUDI PADA MERK SEMEN GRESIK DI KELURAHAN SRAGEN WETAN KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN)

Oleh :Bowo Prih Hartono
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui serta menganalisis sejauh mana kepercayaan konsumen terhadap semen merek Semen Gresik. Penelitian dilakukan disalah satu daerah pemasaran yang potensial yaitu Kelurahan Sragen Wetan Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara, observasi, serta kuesioner. Wawancara dilakukan ketika melakukan magang kerja pada PT. Varia Usaha unit Solo sebagai distributor resmi dari merek Semen Gresik. Populasi dalam penelitian ini yaitu orang yang pernah melakukan pembelian merek Semen Gresik sebanyak minimal dua kali. Sampel yang diambil berjumlah 110 responden dan menggunakan metode convenience random sampling. Pada kenyataannya hanya terdapat 105 responden yang data-datanya dapat digunakan untuk penelitian ini, sedang 5 responden dinyatakan error.
Metode pembahasan yang digunakan adalah analisis deskriptif dimana kepercayaan konsumen terhadap merek diukur melalui dua dimensi yaitu brand reliability dan brand intentions. Skala pengukuran yang dipakai adalah Skala Likert lima point digunakan untuk mengukur kepercayaan konsumen terhadap merek Semen Gresik. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan percaya terhadap merek Semen Gresik.
Kesimpulan dari Tugas Akhir ini adalah meskipun mayoritas konsumen menyatakan percaya, namun persentase tergolong kecil yaitu untuk brand reliability sebesar 69,5% sedangkan brand intentions sebesar 53,3%. Saran penulis adalah diharapkan merek Semen Gresik berupaya memaksimalkan kepercayaan konsumen agar lebih mampu bertahan dalam persaingan dan mendapatkan posisi merek yang baik dalam benak konsumen.



kata kunci: kepercayaan merek, brand reliability, brand intention
Strategi, Jenis/Macam Dan Pengertian Merek / Merk / Brand Produk Barang Dan Jasa - Manajemen Pemasaran

Sat, 22/03/2008 - 12:46pm — godam64
A. Definisi Pengertian Merek / Merk / Brand
Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi.
Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lian diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.
Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :
1. Contoh brand name (nama) : nintendo, aqua, bata, rinso, kfc, acer, windows, toyota, zyrex, sugus, gery, bagus, mister baso, gucci, c59, dan lain sebagainya.
2. Contoh mark (simbol) : gambar atau simbol sayap pada motor honda, gambar jendela pada windows, gambar kereta kuda pada california fried chicken (cfc), simbol orang tua berjenggot pada brand orang tua (ot) dan kentucky friend chicken (kfc), simbol bulatan hijau pada sony ericsson, dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari.
3. Contoh trade character (karakter dagang) : ronald mcdonald pada restoran mcdonalds, si domar pada indomaret, burung dan kucing pada produk makanan gery, dan lain sebagainya.
B. Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Merek
1. Manufacturer BrandManufacturer brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang memproduksi produk atau jasa. Contohnya seperti soffel, capilanos, ultraflu, so klin, philips, tessa, benq, faster, nintendo wii, vit, vitacharm, vitacimin, dan lain-lain.
2. Private brand atau merek pribadi adalah merek yang dimiliki oleh distributor atau pedagang dari produk atau jasa seperti zyrex ubud yang menjual laptop cloud everex, hipermarket giant yang menjual kapas merek giant, carrefour yang menjual produk elektrinik dengan merek bluesky, supermarket hero yang menjual gula dengan merek hero, dan lain sebagainya.
- Ada juga produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang dipasarkan tanpa menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan produk lain baik dari produsen maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur, minyak goreng curah, abu gosok, buah-buahan, gula pasir curah, bunga, tanaman, dan lain sebagainya.
C. Strategi Merek / Merk (Brand Strategies)
Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan strategi merek sebagai berikut di bawah ini :
1. Individual Branding / Merek IndividuIndividual branding adalah memberi merek berbeda pada produk baru seperti pada deterjen surf dan rinso dari unilever untuk membidik segmen pasar yang berbeda seperti halnya pada wings yang memproduksi deterjen merek so klin dan daia untuk segmen pasar yang beda.
2. Family Branding / Merek KeluargaFamily branding adalah memberi merek yang sama pada beberapa produk dengan alasan mendompleng merek yang sudah ada dan dikenal mesyarakat. Contoh famili branding yakni seperti merek gery yang merupakan grup dari garudafood yang mengeluarkan banyak produk berbeda dengan merek utama gery seperti gery saluut, gery soes, gery toya toya, dan lain sebagainya. Contoh lain misalnya yaitu seperti motor suzuki yang mengeluarkan varian motor suzuki smash, suzuki sky wave, suzuki spin, suzuki thunder, suzuki arashi, suzuki shodun ,suzuki satria, dan lain-lain.
ekonomi manajemen

strategi merek

Strategi, Jenis/Macam Dan Pengertian Merek / Merk / Brand Produk Barang Dan Jasa - Manajemen Pemasaran


, 22/03/2008 - 12:46pm — godam64
A. Definisi Pengertian Merek / Merk / Brand
Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi.
Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lian diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.
Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :
1. Contoh brand name (nama) : nintendo, aqua, bata, rinso, kfc, acer, windows, toyota, zyrex, sugus, gery, bagus, mister baso, gucci, c59, dan lain sebagainya.
2. Contoh mark (simbol) : gambar atau simbol sayap pada motor honda, gambar jendela pada windows, gambar kereta kuda pada california fried chicken (cfc), simbol orang tua berjenggot pada brand orang tua (ot) dan kentucky friend chicken (kfc), simbol bulatan hijau pada sony ericsson, dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari.
3. Contoh trade character (karakter dagang) : ronald mcdonald pada restoran mcdonalds, si domar pada indomaret, burung dan kucing pada produk makanan gery, dan lain sebagainya.
B. Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Merek
1. Manufacturer BrandManufacturer brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang memproduksi produk atau jasa. Contohnya seperti soffel, capilanos, ultraflu, so klin, philips, tessa, benq, faster, nintendo wii, vit, vitacharm, vitacimin, dan lain-lain.
2. Private brand atau merek pribadi adalah merek yang dimiliki oleh distributor atau pedagang dari produk atau jasa seperti zyrex ubud yang menjual laptop cloud everex, hipermarket giant yang menjual kapas merek giant, carrefour yang menjual produk elektrinik dengan merek bluesky, supermarket hero yang menjual gula dengan merek hero, dan lain sebagainya.
- Ada juga produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang dipasarkan tanpa menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan produk lain baik dari produsen maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur, minyak goreng curah, abu gosok, buah-buahan, gula pasir curah, bunga, tanaman, dan lain sebagainya.
C. Strategi Merek / Merk (Brand Strategies)
Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan strategi merek sebagai berikut di bawah ini :
1. Individual Branding / Merek IndividuIndividual branding adalah memberi merek berbeda pada produk baru seperti pada deterjen surf dan rinso dari unilever untuk membidik segmen pasar yang berbeda seperti halnya pada wings yang memproduksi deterjen merek so klin dan daia untuk segmen pasar yang beda.
2. Family Branding / Merek KeluargaFamily branding adalah memberi merek yang sama pada beberapa produk dengan alasan mendompleng merek yang sudah ada dan dikenal mesyarakat. Contoh famili branding yakni seperti merek gery yang merupakan grup dari garudafood yang mengeluarkan banyak produk berbeda dengan merek utama gery seperti gery saluut, gery soes, gery toya toya, dan lain sebagainya. Contoh lain misalnya yaitu seperti motor suzuki yang mengeluarkan varian motor suzuki smash, suzuki sky wave, suzuki spin, suzuki thunder, suzuki arashi, suzuki shodun ,suzuki satria, dan lain-lain.
ekonomi manajemen